Perbedaan Web Statis dan Web Dinamis
1. Interaksi Pemilik Website
Orang yang membuat website statis biasanya untuk penggunaan
jangka panjang karena tidak akan diubah dalam waktu yang cukup lama. Sehingga
mereka cukup membuat website dengan bahasa pemrograman sederhana karena lebih
menghemat uang.
Sedangkan orang yang membuat website dinamis biasanya untuk
tujuan komersial atau tujuan pribadi. Mereka membuat website dinamis karena isi
dan konten dalam website dapat diubah atau ditambah sewaktu-waktu.
2. Bahasa
Script yang digunakan
Web statis hanya menggunakan HTML saja, atau paling tidak
bisa ditambah dengan CSS. Sedangkan web dinamis menggunakan bahasa pemrograman
web yang lebih kompleks seperti PHP, ASP dan JavaScript.
3. Penggunaan
Database
Web statis tidak menggunakan database karena tidak ada data
yang perlu disimpan dan diproses. Sedangkan web dinamis menggunakan database
seperti MySQL, Oracle, dll untuk menyimpan dan memroses data.
4. Konten
Konten dalam web statis hanya diberikan oleh pemilik web dan
jarang di-update, sementara konten dalam web dinamis bisa berasal dari
pengunjung dan lebih sering di-update. Konten dalam web dinamis bisa diambil
dari database sehingga isinya pun bisa berbeda-beda walaupun kita membuka web
yang sama.
5. Perubahan Situs
Website statis lebih sulit diubah. Apalagi kalau diubah
secara keseluruhan. Pemilik website harus mengubah setiap halaman website.
Sedangkan website dinamis lebih mudah diubah walaupun
perubahan dilakukan terhadap ratusan halaman dalam website tersebut.
6. Penggunaan
Website statis biasanya digunakan dalam situs penjualan yang
hanya menjual satu produk. Biasanya hanya berisi sales letter dan nomor telepon
yang bisa dihubungi. Selain itu, website yang belum selesai (under
construction) juga berbentuk website statis. Profil perusahaan juga biasanya
berbentuk website statis.
Sedangkan website dinamis digunakan dalam beragam fungsi.
Seperti situs jejaring sosial, toko online, blog, portal berita, situs
pencarian, dll. Pengunjung website tentu bisa melakukan lebih banyak hal dalam
website dinamis seperti mengisi komentar, login, mencari sesuatu, belanja,
kostumisasi, dan masih banyak lagi.
7. Pembuatan Awal
Proses pembuatan website statis sangatlah mudah dan memakan
waktu yang relatif singkat. Karena hanya menggunakan bahasa pemrograman yang
sangat sederhana. Kecuali jika pemilik website hendak membuat banyak halaman.
Sedangkan proses pembuatan website dinamis jika dimulai dari
nol sangatlah rumit dan membutuhkan keahlian khusus. Waktu yang diperlukan bisa
satu bulan bahkan lebih. Namun, saat ini sudah terdapat banyak template yang
bisa Anda gunakan dalam website Anda. Jadi, Anda tidak perlu membuat website
dinamis dari nol.
8. Ukuran
Ukuran website statis relatif sangat kecil sehingga dapat
diakses dengan cepat. Itu karena website statis tidak menggunakan bahasa
pemrograman yang rumit.
Sedangkan ukuran website dinamis cenderung besar karena
harus memuat beragam jenis bahasa pemrograman. Sehingga waktu pemuatan atau
loading bisa lebih lama.
9. Desain
Desain website statis sangatlah sederhana karena hanya
menggunakan bahasa pemrograman HTML dan CSS sehingga variasi desain yang
tersedia sangatlah terbatas. Desain website statis cenderung klasik seperti
website-website pada jaman dahulu.
Sedangkan desain website dinamis cenderung lebih modern dan
elegan. Animasi-animasi yang ditambahkan membuat tampilan website menjadi lebih
menarik. Namun semua itu bergantung pada keahlian pemilik website dalam
mendesain sebuah website.
10. Penggunaan Database
Website statis tidak menggunakan database karena tidak perlu
menyimpan data atau memproses data. Sedangkan dalam website dinamis sangatlah
diperlukan. Biasanya mereka menggunakan database seperti MySQL, Oracle, dll.
0 komentar:
Posting Komentar